Pages

Minggu, 11 Agustus 2013

Track Record : "Tawar Menawar" Dakwah dan Arsitek Per-Agama-an

Day 378

Bekasi, 6 Agustus 2013. 10.38 A.M. / 22.38 WIB

Malam. Malam yang ada di bulan Ramadhan. Malam yang penuh keberkahan ini sebentar lagi akan meninggalkan kita. Menandakan juga bahwa tugasnya untuk melipatgandakan pahala para manusia pada kali itu telah selesai. Betapa sedih hati ini ketika menyadari waktu - waktu seperti ini. Entah justru diri ini menjadi lebih baik, atau mungkin justru lebih buruk. Introspeksi diri tidak cukup untuk menyikapi perginya bulan ini. Perlu adanya suatu planning yang matang untuk melaksanakan pembenahan diri yang sifatnya terorganisir. Insya Allah, dengan bantuan akal dan hati yang bersih, bisa untuk merubah diri setelah bulan Ramadhan maupun sampai tua nanti. Aamiin.

Tulisan ini terinspirasi dari diskusi dengan Bapakku -- orang tua kandung yang tersisa di muka bumi -- terhadap kritik ku terhadapnya untuk mulai belajar agama di sisa hari tua nya ini. Selain itu, aku sedikit terinspirasi dari kata - kata "Arsitek Peradaban" sehingga aku 'bengkokkan' sedikit menjadi arsitek Per-agama-an. Maksudnya? Ya baca terus aja ya~


-- Oke, sempat terputus hari penulisannya karena harus dipotong oleh lebaran dan pekerjaan gue sebagai pengganti pembantu dan babysitter di rumah --

Hari selasa tanggal 6 Agustus, rumahku kedatangan tamu, 2 orang yang berpakaian serba putih dan memakai setengah kerudung PLUS memakai kalung salib di lehernya. Ya, 2 orang tersebut adalah suster klien kerja bapakku di priok dari sekolah Marsudirini. Kalo lo orang Jakarta pasti tau lah kalo marsudirini itu sekolah kaya gimana, sekolah kristen (dan mungkin ada tiong hoa nya juga) terbesar bro seantero Jakarta.Emang bokap gue kerja apaan sampe ada hubungan kerja sama orang-orang kristen itu? Well,bokap gua sebenernya sekarang lebih banyak ngurusin warung sebagai wirausaha,tapi dulu doi sempet jadi arsitek gitu dan pernah ngurusin proyek itu sekolah.

Mungkin dalam cari nafkah,bokap gue emang ga pandang bulu. Selama dia mampu buat bangun bangunan dan klien setuju dengan design dia, bakal dia bangun itu bangunan sama tukang-tukangnya dia,meskipun pembayarannya kadang ga seimbang karena dia pernah beralasan "buat temen ini". Jujur sebenernya bokap gue baik bener (bukan maksud sombong ya) tapi kadang kebaikannya juga salah. Ya walaupun kadang gue juga kaya gitu juga sih (mungkin udah turunan kali -.-"). Nah,makanya gue sebut dia sebagai arsitek per-agama-an, karena dia udah ngebantu pembangunan sekolah marsudirini sebagai sarana kristenisasi dan penjagaan dogma kristen itu sendiri. Mungkin lo bakal berpikir kok gue lebay banget sih sekolah doang dijadiin sarana kristenisasi. Well, karena kebetulan gue udah kesana bolak-balik berkali-kali ketika bokap bangun itu bangunan dan secara kebutuhan masyarakat Indonesia akan pendidikan begitu pentingnya,maka sekolah itu sangatlah mungkin dijadiin sarana kristenisasi. Coba bayangin,Ketika lo dapet NEM rendah misalkan, terus lo udah daftar ke berbagai sekolah ternyata ga diterima,well jalan terakhir ya antara daftar ke swasta atau lo ga sekolah sama sekali. Tapi ga mungkin lah orang jakarta membiarkan seorang anak ga sekolah, gengsinya tinggi bro, blom lagi pasti orang tua nya punya beban di pikirannya buat "Anak gue musti sekolah, kalo ga sekolah dia mau kerja apa entar kalo udah gede". Akhirnya dengan asas toleransi dan iming-iming akan pendidikan yang mumpuni,terpaksa deh masuk ke sana. Gue ga bicara suatu fantasi akan kristenisasi yang makin menjadi-jadi, tapi emang udah kejadian kaya begitu di banyak tempat,ga cuman disitu doang.

Sebagai pakar kristenisasi di kampus (ga sampe pakar juga sih), ya...gue harus bertindak untuk mencegah kristenisasi ini yang ternyata udah masuk ke keluarga gue sejak lalu kala melalui hubungan kerja. Sejauh gue tau,misionaris itu tidak punya tujuan untuk menjadikan orang-orang Islam itu menganut agama Kristen, tetapi setidaknya, ketika umat Islam telah jauh dari Al-Qur'an dan As sunnah dan perilaku mereka mulai mengikuti layaknya orang kristen, misi mereka sudah tercapai.

Sebenernya pengen gue bawa informasi di atas itu ketika diskusi dengan bapak gue,tapi gue rasa, pembahasan ini terlalu asing buat dia, karena dia sebenernya udah terinfeksi pemikiran-pemikiran liberal,tapi ya ga separah tokoh-tokoh JIL kayak ulil abshar atau zuhairi misrawi sih,masih bisa diubah. Makanya gua alihkan untuk menawar kembali ajakan gue kepada dia biar setidaknya dia rajin shalat berjamaah di Masjid aja minimal, cuman ya gitu, hidayah kayak nya blom menghampiri hati bokap gue. Emang sih dia katanya udah ada keinginan dari dulu buat belajar agama, Cuman ya perlu dideketin terus,ga cukup sekali dikasitau aja, sedangkan gue bakal ninggalin dia tgl 17 ini buat ke Purwokerto lagi.

Kekhawatiran akan umur bokap gue yang sudah lanjut tetapi blom juga mendapat hidayah membuat gue selalu kepikiran ketika di rumah (soalnya kalo di purwokerto udah ga kepikiran lagi, kepikirannya sama kondisi kampus maning kondisi kampus maning). Akhirnya gue memutuskan untuk berbicara dengan guru TPA gue ketika masih SD untuk selalu memberi nasihat dan menjaga keimanan bokap gue,ya...sebagai usaha untuk menggantikan gue ketika di kampus, karena bisa aja ternyata hidayah tersebut datang ketika gue lagi di Purwokerto, sedangkan ga ada yang ngasih dia 'hidayah' itu ketika dia sudah tergerak hatinya.

Well,gue juga minta kepada para blogger dan para pembaca sekalian buat memberikan doa kalian buat bokap gue agar diberi hidayah biar di umur tua nya ini bisa menjadi umur yang berkah dan bisa menjadi seseorang yang Mulia dengan junjungan agamanya,didekatkan raganya ke Rumah-Nya,dan dimudahkan urusan dunia dan Akhirat-Nya. Aamiin.

Who ever you or whatever you,may Allah Bless you ♥

0 komentar:

Posting Komentar