Aku rindu
Dengan tulisan-tulisanmu di kala senja
Seakan fenomena sunset itu adalah hasil dari penyerapan cahaya yang dilakukan olehmu di kala menulis
Tak habis pikir bahwasanya pena - pena yang kau pakai itu berasal dari Cahaya-Nya
Aku rindu
Di kala curhatan para lelaki yang mengaku menggemarimu
Kau merintih di dalam hati karena aku terlihat sama sekali tak cemburu
Padahal di dalam hatiku pun ada serigala yang sedang mencabik-cabik isi hati
Ya, karena setiap kata yang kau keluarkan dari bibir tipis mu yang merah itu
Iya, kau berhasil membuatku cemburu
Iya, kau sukses dalam bisnis mu menggugah asmaraku
Aku rindu
Matamu yang berbicara kepadaku
Pembicaraan delapan mata kita yang saling intensif meski sekitar dua detik lamanya
Dua detik yang menyenangkan dan menegangkan
Aku ingin lagi...melihat matamu saja
Cukup bagiku hanya matamu
Aku rindu
Di kala hujan kita berdua
Menyisakan beberapa orang di sekitar kita untuk melipir menjadi orang Yang ngontrak di dunia Ala kita
Kau tahu? Hatiku berdegup kencang saat itu
Meski sebenarnya jarak kita terpisah kisaran 4,8 meter di bawah teduhan atap
Aku rindu
Memberikan barang-barang yang ku punya
Pertemuan tangan kita... tak ingin ku ada-adakan
Tapi di waktu itu, memang keadaan tak sengaja memaksa ku untuk menyentuh tanganmu yang lembut
Maafkan aku, yang telah mengotori tanganmu yang suci nan murni
Maaf...hanya bisa itu yang aku sampaikan
Atas kebejatan ku yang tak sengaja memegang tanganmu
Aku rindu
Membalap motormu di tengah gelapnya malam
Hujan di jalan purbalingga membuat balapan itu semakin bisa dikendalikan
Dikendalikan oleh alam maksudku
Terpaksa karena hujan, kita sebaris berdua memaksa menembus tebalnya kabut dan hujan
Kau menjadi pengikut, dan aku menjadi pelindung
Meski sebenarnya aku berada di tempat duduk "yang dibonceng"
Aku rindu
Menaiki gunung...
Eh, kita tak pernah bersama naik gunung ya?
Ah...sudahlah...
Mungkin aku yang lelah
Pada akhirnya,
Aku rindu kamu...
0 komentar:
Posting Komentar